Pahlawanku… Abadi Perjuanganmu, Amal Jariyah Bagimu

 

 

Hari Pahlawan

10 November diperingati sebagai “Hari Pahlawan”. Sebagai warga negara yang baik sepatutnyalah kita untuk merenungkan apa yang telah diperjuangan oleh para pendahulu kita, para pahlawan kita. Mereka yang bersusah payah dengan meneteskan darah mereka, berjuang untuk memerdekakaan negara kita. Mereka berperang dengan pedang dan senjata yang ada untuk tetap menjaga negara ini dan keturunan mereka. Bambu runcing pun menjadi sebuah senjata yang digunakan para pejuang kita, sekali lagi mereka tak takut dan mereka punya tekad yang kuat agar Indonesia merdeka dan keturunan mereka mendapatkan kedamaian.

Sekarang, kita merasa merdeka. Merasakan hasil dari perjuangan para pahlawan kita. Tapi, itu hanya perasaan saja. Ketika kita tidak bersyukur dan tidak membalas perjuangan para pahlawan. Seorang pelajar, dengan penanya ia bisa merubah dunia. Belajar sungguh-sungguh, menjadi seorang pemimpin dan membangun bangsanya. Seorang anak dapat membalas jasa para pahlawan kepada bapak-ibunya, orangtuanya.

“Pahlawanku… Abadi Perjuanganmu, Amal Jariyah Bagimu”

Apa yang telah mereka usahakan akan mereka dapatkan, abadi karena keturunan mereka menikmati keberhasilan mereka. Orangtua pun demikian, mereka adalah pahlawan bagi anak-anak mereka, abadi pengorbanan dan kasih sayang mereka, amal jariyah juga buat mereka melalui anaknya, sebagaimana di dalam sebuah hadis:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Kita teruskan perjuangan para pahlawan kita, dengan tiga perkara di atas.

Selamat Hari Pahlawan, 10 November 2018

Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

(cl)