Hari Prodi Ilmu Hadis: Aktualisasi Nilai Hadis, Wujudkan Nilai Adaptif dengan Spirit Profesional Berkontribusi

YOGYAKARTA – Rentetan acara Program Perkenalan Kampus UAD berlangsung dengan baik dan berjalan lancar. Itu semua tak luput dari kerja keras panita P2K UAD 2021 dalam menyiapkan keseluruhan acara, ditambah lagi dengan etos kerja kerasnya dalam mengkordinir jalannya setiap acara.

Hari Program Studi Ilmu Hadis yang diselenggarakan hari Jum`at (17/9) kemarin merupakan salah satu agenda penting di dalam rentetan acara Program Perkenalan Kampus (P2K) UAD 2021. Acara ini diakuisisi sebagai perkenalan khusus bagi seluruh program studi di Universitas Ahmad Dahlan, visi misinya dan kegiatan yang beredar di dalamnya.

Acara ini awali dengan pembacaan ayat suci Alqur`an oleh Nur Fitriningsih, mahasiswi Ilmu Hadis angkatan 20 yang merupakan peraih posisi pertama pada ajang Aksioma cabang Tilawah tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan penjelasan singkat mengenai prodi oleh Ustaz Jannatul Husna, M.A., Ph. D selaku Ketua Program Studi Ilmu Hadis, lalu perkenalan dosen yang diwakilkan oleh Ustaz Niki Alma Febriana Fauzi, S.Th. I, M. Us yang merupakan sekertaris Program Studi Ilmu Hadis.

Kehangatan dan keseruan Hari Program Studi Ilmu Hadis bertambah saat sesi kedua dimulai. Diawali dengan video singkat dari “Alumni Menyapa” oleh Ustaz Diyan Faturrahman, S.Ag., M.Pd., lalu disusul dengan Tazkiya Anugraheni Perdana (Mahasiswi Ilmu Hadis Angkatan 2018) dan Ahmad Amiruddin Priyatmaja (Mahasiswa Ilmu Hadis Angkatan 2019) selaku “Mahasiswa Berprestasi Ilmu Hadis”. Keduanya berkolaborasi untuk memberikan wawasan serta motivasi kepada para mahasiswa baru Ilmu Hadis. Para mahasiswa baru Ilmu Hadis pun semakin bersemangat untuk menjadi mahasiswa berprestasi, baik dalam hal akademik maupun non akademik.

Para mahasiswa baru pun kian tertarik untuk berkontribusi di organisasi internal Ilmu Hadis usai Naufal Abdul Aziz selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Hadis memprestasikan visi, misi serta kegiatan HMPS dengan baik dan menarik.

Kemudian, acara ini ditutup dengan do`a oleh Ustaz Diyan Faturrahman, S.Ag., M.Pd. sekaligus menjadi akhir dari rentetan acara Hari Prodi Ilmu Hadis pada P2K UAD 2021. Ilmu Hadis, Profesional Berkontibusi.

Reporter: Ahmad Amiruddin Priyatmaja

Penyunting: Salma Amatulloh

KOMINFO HMPS 2021/2022

PENDAFTARAN MAHASISWA BARU ILMU HADIS UAD 2021

PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM STUDI ILMU HADIS UAD 

Untuk menjadi Mahasiswa UAD, Calon Mahasiswa dapat mendaftar melalui Jalur Seleksi berikut ini

  1. Pilih PMDK
  2. Pilih PSB Rapor/ UTBK
  3. Pilih PBT
  4. Pilih Kedokteran
  5. Pilih CBT
  6. Pilih Beasiswa
  7. Pilih SBMPTMU
  8. Pilih Jogjaversitas
  9. Pilih Profesi
  10. Pilih Pascasarjana

PROGRAM STUDI ILMU HADIS FAI UAD

Prodi Ilmu Hadis UAD bertujuan mencetak alumni yang berpengetahuan luas dan mutakhir serta mampu melaksanakan penelitian, pengkajian di bidang hadis & ilmu hadis, mampu menerjemahkan dan menyajikan kandungan hadis untuk pengembangan ajaran Islam yang moderat dan toleran dalam masyarakat multi agama berdasarkan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.

Prodi Ilmu Hadis UAD memiliki SDM dosen dan tenaga pendidik rata-rata bergelar doktor dan alumni luar negeri. Prodi Ilmu Hadis UAD memfasilitasi berbagai kegiatan untuk menunjang dan meningkatkan skill mahasiswa dengan membentuk berbagai komunitas, seperti klub digitalisasi hadis, klub penulisan artikel, klub bahasa (Arab dan Inggris), klub qira’atul kutub, klub hifzul Quran dan hadis, dan lain-lain.

Jadi tunggu apa lagi, yukkk gabung dan wujudkan mimpimu di Prodi Ilmu Hadis FAI UAD Profesional Berkontribusi….

Infografis Pendaftaran Mahasiswa Baru ILHA FAI UAD 2021

Informasi Program Perkenalan Kampus UAD 2021

 

Mengenal Maskot HMPS ILHA: Afkar

Afkar merupakan bentuk jama` dari kata Bahasa Arab “fakara” yang berarti pikiran atau kegiatan berpikir. Jadi, Afkar adalah bentuk harapan agar anggota HMPS ILHA memiliki pemikiran-pemikiran cemerlang yang bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Afkar adalah maskot berwujud rubah. Rubah dikenal sebagai hewan yang mampu beradaptasi dengan banyak hal. Dengan kemampuan inilah rubah dapat terus bertahan di tengah bergulirnya waktu dan generasi. Kemampuannya untuk bertahan dan menyerang membuatnya menjadi hewan yang terkenal cerdas dan cerdik.

Warna biru yang menghiasi Afkar tak luput dari pemaknaan. Biru dikenal sebagai pribadi yang dapat diandalkan dan bertanggung jawab. Biru juga mewakili makna kedalaman, kepercayaan, kesetiaan, ketulusan, kebijaksanaan, kepercayaan, stabilitas, iman, surga, dan kecerdasan. Dan dalam perspektif psikologis, warna ini melambangkan pribadi yang selalu mencari kedamaian dan ketenangan di atas segalanya, mempromosikan relaksasi dan mental.

Lalu, Afkar nampak membawa dua buah bendera; bendera merah putih dan bendera berlogokan HMPS ILHA bertuliskan “Fikru-l-Mustanir”. Adanya bendera “Merah Purih” dalam Afkar menjelaskan bahwasannya Anggota HMPS ILHA merupakan mahasiswa yang nasionalis. Lalu bendera berlogokan HMPS ILHA bertuliskan “Fikru-l-Mustanir” merupakan  nama kabinet dari HMPS ILHA periode 2021/2022 dengan harapan dapat menyelesaikan segala permasalahan dengan pemikiran cemerlang.

Afkar terlihat memakai jas alamamater UAD. Hal ini menunjukan Bahwasannya Anggota HMPS ILHA merupakan mahasiswa di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

 

Ilustrasi oleh Azka el-Falaahi

desain oleh Ahmad Amiruddin P

Red: Ahmad Amiruddin P

Selamat Datang Fikru-l- Mustanir

 

 

FIKRUL MUSTANIR

(Pemikiran yang Cemerlang)

Pemilihan nama dalam suatu organisasi merupakan salah satu hal yang penting dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali tujuan organisasi serta diharapkan mampu menambah semangat anggota organisasi tersebut.  Adapun dalam hal ini kami akan menyampaikan usulan nama kabinet Himpunan Mahasiswa Progam Studi (HMPS) Ilmu Hadis periode 2021/2022 dengan nama “Fikrul Mustanir” atau “al-Fikr al-Mustanir”. Usulan ini terinspirasi dari gagasan salah seorang ulama, pemikir sekaligus politikus Islam yakni al-‘Alamah Syekh Taqiyuddin an-Nabhani yang dituangkan dalam kitabnya yang berjudul Nidzamul Islam.

Penting kiranya kita ketahui tingkatan berfikir berdasarkan aspek kedalamanya. Tingkatan ini terbagi menjadi 3 yakni pemikiran dangkal (al-fikr al-sathhiy), pemikiran mendalam (al-fikr al-‘amiq) dan pemikiran yang cemerlang (al-fikr al-mustanir).  Ketiga jenis pemikiran ini juga memiliki definisi dan cara pandang masing-masing dalam menghadapi maupun melihat sebuah permasalahan.

Sebagai penjabaran dari ketiga tingkatan pemikiran ini mari kita ambil contoh:
Pada suatu kesempatan Ali, Fatchur dan Rohman berjalan-jalan di sebuah ladang luas. Mereka melihat sebuah objek seperti sebatang pohon. Lantas ketiganya mengungkapkan apa yang mereka pahami dalam menangkap objek tersebut.

Ali tanpa melihat atau mengamati lebih dalam dengan cepat mengatakan,: “Ini adalah pohon”. Cara berfikir Ali inilah yang dinamakan pemikiran dangkal (al-fikr al-sathhiy) yakni menghukumi segala sesuatu dari yang nampak saja. Pemikiran ini adalah jenis pemikiran terendah dalam tingkatannya.

Sementara Fatchur mengatakan “Waw, ternyata ini pohon nangka. Lihat gais, akarnya besar dan kuat ya. Pohon ini punya batang yang besar dan tinggi yang diatasnya tumbuh banyak cabang, diatas cabang tumbuh banyak ranting dengan daun yang rimbun berikut buahnya (Fatchur tidak berhenti mengatakan objek itu adalah pohon, namun dia butuh memahami dan mengatakan semua hal sebagaimana adanya)”. Inilah yang dinamakan pemikiran mendalam (al-fikr al-‘amiq) yakni menghukumi sesuatu dengan penjelasan lebih detail dan rinci. Pemikiran ini lebih tinggi tingkatannya dari al-fikr al-sathhiy.

Berbeda dengan kedua temannya Rohman mengatakan lebih dari apa yang dikatakan Fatchur, ia menambahi “Pohon Nangka, ia termasuk dalam keluarga moraceae, iklim yang sesuai untuknya adalah iklim tropis. Pohon nangka ini banyak jenis dan ragamnya yang menunjukkan salah satu nikmat Allah yang tak bisa terhitung dengan kandungan gizi tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Perbedaan rasa antara buah pohon nangka dan buah pohon sukun menunjukkan kebesaran penciptanya, yaitu Allah subhānahu wa ta’āla. Pohon nangka ditanam di sebelah pohon sukun yang masih dalam satu familia, di tanah yang sama, disiram dengan air yang sama, namun rasanya berbeda. Nangka matang rasanya manis, sedang sukun memiliki rasa yang hambar. Maha Besar Allah yang telah menciptakan, memberikan kehidupan dan dengan bentuk yang beragam. Seperti dalam firman Allah: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (TQS ar-Ra’d ayat 13).

Cara berfikir Rohman inilah yang dinamakan pemikiran yang cemerlang (al-fikr al-mustanir) yakni menghukumi sesuatu dengan penjelasan lebih detail dan rinci, serta menjelaskan lebih lanjut tentang objek yang mereka lihat dan mengkorelasikan bagaimana objek itu bisa ada, keadaan sekitar yang mengelilinginya, iklim dan cuaca yang pas untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tingkatan berfikir Rohman merupakan tingkatan tertinggi dibandingkan kedua temannya.

Pemikiran yang cemerlang adalah sebuah keniscayaan bagi mereka yang ingin membangkitkan bangsanya dan menginginkan kehidupannya berada pada jalan yang mulia. Mereka harus lebih dahulu mengurai simpul utama (al-‘uqdatul qubro) dengan benar, melalui pemikiran cemerlang. Adapun simpul utama mencakup pertanyaan seputar asal muasal keberadaan manusia di dunia, perkara-perkara apa yang akan dilakukannya di dunia, serta ke mana kembalinya manusia setelah kehidupan di dunia.  Simpul utama inilah yang terus membuat gelisah dan resah dipikiran manusia yang sedang tumbuh, serta mendesak mereka untuk menemukan jawaban yang sesuai fitrah, memuaskan akal pikiran, serta membuat hati mereka tenang dan damai.

Penguraian yang benar membutuhkan pemikiran yang cemerlang (al fikr al mustanir) yang kemudian menjadi akidah yang shahih serta menjadi landasan berfikir (al-qaidah al-fikriyah) yang kuat dan kokoh di mana semua pemikiran umat tentang kehidupan dibangun di atasnya. Sehingga tidak ada lagi masalah yang lalu, saat ini maupun masa mendatang, kecuali dalam Islam telah ada solusinya. Tidak ada satu pertanyaan pun kecuali ia ada jawabannya, dan tidak ada masalah kecil atau besar kecuali dalam Islam terdapat cara pemecahannya. Yakni dengan menerapkan hukum Syariah secara menyeluruh.

Berdasarkan alasan inilah kami “Fikrul Mustanir”, dengan harapan Kabinet dapat berdiri tegak di atas aqidah Islam serta dapat menyelesaikan permasalahan dengan tingkat pemikiran tertinggi yakni pemikiran yang cemerlang atau Fikrul Mustanir sesuai dengan namanya.

Asaku Tuk Gapai HMPS

Kita bersaudara sejak saling mengerti nama (atau bahkan sebelum mengerti rupa?), karenanya, ada setitik harap agar bisa miliki jalan juang yang serupa. Lebih dari duduk di bawah atap dan ruang kelas yang sama.

Sepertinya menyenangkan (atau mungkin menenangkan) untuk bisa berjuang dalam dekapan program studi yang kita banggakan. Berkontribusi dan berderma bersama untuk prodi, agar kebermanfaatan yang dimiliki tak lagi hanya untuk diri sendiri.

Formulir yang tak hanya satu dua, berkas yang menyita waktu dan tenaga, serta hal-hal baru yang mau tak mau harus dilengkapi walau terasa rumit sekali. Kala itu, yakinku hanya satu, hal-hal sulit tak akan berpengaruh pada niat yang kukuh.

Tiba juga saat wawancara, dengan satu pertanyaan terakhir yang mengantar pada bimbang curiga, “Bagaimana jika kamu ditempatkan di divisi B dan bukan divisi A?” ah, bagaimana cara menjawab yang sempurna? apa pula jadinya jika ditempatkan di bidang yang tidak kutahu dan mau?.

Seperti iman, niat dan tekad baik seringkali disertai harap dan takut. Harap-harap diterima dengan segala sisi baiknya, juga takut-takut harus ditolak atau justru diterima dengan menanggung banyak resiko kelak.

Lalu hari itu tiba, nama-nama anggota yang diterima tersebar di mana-mana. Ada namaku di sana, di bawah naungan divisi yang serupa dengan tulisanku di formulir pendaftaran dulu. Segala puji bagi Allah yang Maha Tahu.

“Nanti malam rapat besar perdana,” begitu ucap Sang Ketua. Ah, akhirnya, harap ini nyaris tiba di perantauannya. Semoga niat juang baik ini tak sirna, hingga akhir masa jabatan tiba. semoga.

 

اَللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذِهِ الْقُلُوْبَ

قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَي مَحَبَّتِكَ

وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ

وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِكَ

وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيْعَتِكَ

فَوَثِّقِ اللَّهُمَّ رَابِطَتَهَا

وَأَدِمْ وُدَّهَا

وَاهْدِهَا سُبُلَهَا

وَامْلَأَهَا بِنُوْرِكَ الَّذِيْ لاَ يَخْبُوْا

وَاشْرَحْ صُدُوْرَهَا بِفَيْضِ الْإِيْمَانِ بِكَ

وَجَمِيْلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ

وَاَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ

وَأَمِتْهَا عَلَى الشَّهَادَةِ فِيْ سَبِيْلِكَ

إِنَّكَ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْر

Pelantikan Pengurus HMPS Ilmu Hadis UAD Digelar Secara Daring

ILHA UAD – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Covid-19 tak menghalangi kegiatan Pelantikan Pengurus ORMAWA Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Pelantikan dilakukan secara daring melalui telekonferensi Zoom pada tanggal 27 Dzulqa’dah 1442 H yang bertepatan dengan 7 Juli 2021.

Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan FAI UAD, H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag, Wakil Dekan FAI UAD, Arif Rahman, S.Pd.I., M.Pd.I dan Kaprodi dari Program Studi yang ada di FAI, Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Ilmu Hadis (ILHA), Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Perbankan Syariah (PBS).

Dalam sambutannya, Dekan FAI UAD berharap agar para aktivis ORMAWA dan HMPS mempunyai nilai lebih dari segi  dan juga akademik.

Selain itu, Kepala Prodi Ilmu Hadis menyampaikan dukungannya dengan menulis, “Selamat mengemban tugas semuanya, terkhusus HMPS ILHA 2021-2022. Semoga diberikan inayah dan taufik oleh Allah, demi kemajuan lembaga kita tercinta. Aamiin,” demikian unggahan Ustadz Jannatul Husna, Ph. D. di kolom komentar.

Jumlah mahasiswa yang dilantik dalam acara tersebut berjumlah 194 orang yang terdiri dari; 10 pengurus DPM, 39 pengurus dari BEM, 42 pengurus dari HMPS Bahasa dan Sastra Arab, 33 pengurus dari HMPS Ilmu Hadis, 38 pengurus dari HMPS Pendidikan Agama Islam, dan 32 pengurus dari HMPS Perbankan Syariah.

Rendi Herinarso selaku Gubernur BEM Mahasiswa FAI dalam orasinya di akhir acara menyampaikan kepada para pengurus agar bisa menjadi “Visioner Islami” dalam kehidupan berorganisasi di mana pun dan kapan pun.

Acara resmi berakhir usai foto virtual bersama, ini juga menandakan dimulainya babak juang baru bagi kawan-kawan ORMAWA Fakultas Agama Islam hingga satu tahun ke depan.

 

Salma Amatullah

COVID-19

COVID-19:

TOLONG DIRUMAH SAJA

 

            Pandemi corona virus atau COVID-19 di indonesia kian hari kian meningkat dengan begitu cepat. Seperti yang dilansir oleh media resmi pemerintah untuk penanganan COVID-19 yaitu covid19.go.id, telah tercatat 2.491 kasus yang terkonfirmasi +218 kasus hari ini di 34 provinsi di Indonesia. Diantaranya terdapat 2.090 yang dalam perawatan, 192 orang sembuh, dan 209 meninggal dunia. Kasus  ini diperkirakan akan terus meningkat jika masyarakat tidak mengikuti himbauan dan arahan dari pemerintah maupun tenaga medis.

            Sebagai masyarakat yang hidup bersosial kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga diri sendiri, keluarga, dan lingkungan disekitar agar tidak terkontaminasi ataupun tertular COVID-19. Seperti yang diketahui bahwa virus ini adalah virus baru, yang sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang efektif yang dapat mencegah laju jalannya virus tersebut. maka dari itu diharapkan semua elemen masyarakat dapat mengikuti dan mematuhi arahan dari para tenaga medis.

            Masyarakat tidak boleh panik tidak pula meremehkan virus ini, maka harus tetap waspada agar terjaga. Selalu mejaga kebersihan, menjaga jarak, sosial distancing, menggunakan masker, dan juga tetap berada didalam rumah jika tidak memiliki keperluan yang mendadak diluar. Begitupula dengan masyarakat yang mengisolasi diri baik secara mandiri maupun berkelompok. Setidaknya langkah-langkah tersebut dapat memutus tali penyebaran virus corona di Indonesia.

            Terkait isolasi diri. Bagi masyarakat yang baru datang ataupun bepergian dari daerah yang terinfeksi virus (zona merah) harus mengisolasi diri mereka selama 14 hari. Baik isolasi diri secara mandiri dirumah ataupun isolasi secara berkelompok di tempat yang telah disedikan pemerintah setempat. Hal ini agar pemerintah dapat melihat gejala-gejala yang timbul bagi orang yang terpapar utuk diambil tindakan secepat-cepatnya.

Akan tetapi, banyak dari masyarakat mengeluh. Menurut mereka. Isolasi diri seolah-olah mereka itu terpapar virus sehingga terasa diasingkan di lingkungannya. Namun hal itu dijawab langsung oleh pemerintah. Juru Bicara Penanganan COVID-19 Ahmad Yurianto seperti yang ditulis diliputan 6.com menegaskan bahwa isolasi diri bukan berarti mengasingkan diri. Menurutnya, ini hanyalah pembatasan jarak fisik.

            “Isolasi diri tidak dimaknai mengasingkan diri, ini yang beda. Karena isolasi ini adalah sifatnya isolasi fisik bukan isolasi sosial yang kemudian dikucilkan, kemudian diasingkan, tidak seperti itu,” kata Yuri di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta pada Senin (6/4/2020).

            Selain itu, bagi yang berisolasi diri dirumah, selalu menjaga jarak aman dan kontak fisik dengan keluarga tidak boleh kurang dari 2 meter.

            Dengan demikian, semua arahan yang disampaikan oleh pemerintah adalah agar seluruh masyarakatnya tetap aman. Dan sebagai masyarakat yang tidak tahu banyak tentang COVID-19 maka kita wajib mengikuti mereka yang memiliki pengetahuan dibidang tersebut.

            Tetaplah dirumah saja, jaga jarak kontak fisik dengan keluarga, lingkungan, apalagi dengan mereka yang telah terjangkit. Selalu budayakan cuci tangan, memakai masker ketika keluar rumah, jangan menyentuh anggota badan yang memudahkan masuknya virus ini seperti mata, mulut, hidung, dan lain-lain. Dan semoga kita semua menjadi bagian dari orang-orang yang memutus rantai penyebaran virus ini di masyarakat.

#Dirumah_saja

#Jaga_jarak

KOMUNITAS PANAHAN HMPS ILMU HADIS UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

Rabu, 10 Juli 2019-Yogyakarta, Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis, Universitas Ahmad Dahlan mengadakan kegiatan latihan rutin memanah untuk seluruh mahasiswa Ilmu Hadis, kegiatan memanah merupakan agenda pertama kali terlaksana dalam tiga periode terakhir kepengurusan HMPS, kegiatan ini terlaksana dengan melakukan kerjasama antara HMPS lebih khusus lagi komunitas panahan yang berada dibawah pemberdayaan dari bidang Sumber Daya Mahasiswa dan Komunitas Panahan Fatih Archevery Yogyakarta, “Alhamdulillah setelah melalui proses panjang untuk bisa mengadakan olahraga sunnah di prodi Ilmu Hadis.

Kini olahraga sunnah itu sudah berjalan dengan antusias mahasiswa Ilmu Hadis yang luar biasa untuk bisa mengikutinya, ada kurang lebih 15 peserta yang mengikuti latihan rutin panahan tersebut, kedepan kita akan terus perbaiki dan kembangkan olahraga sunnah di prodi Ilmu Hadis”. Papar Agung Prabowo selaku koordinator panahan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis.

Kegiatan Ini merupakan program salah satu dari dua kegiatan dibidang olahraga yaitu Futsal, kedepan harapan semua pengurus dan mahasiswa selain Futsal dan Panahan juga akan berkembang olahraga sunnah lainnya yaitu berenang dan berkuda, semua harapan ini akan bisa terwujud dengan ihtiar dan do’a dari mahasiswa Ilmu Hadis dan yang utama juga kerja keras dari pengurus untuk mewujudkannya. (Lutfi)

BINGKAI KOMUNITAS HMPS ILMU HADIS UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

 

 

Yogyakarta, 29 Juni 2019-Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan berbagai kegiatan kemahasiswaan yang terbalut dalam bingkai komunitas, komunitas yang telah terselenggara  tersebut diantaranya Komunitas Bahasa Arab, Komunitas Bahasa Inggris, dan Komunitas Literasi.

Komunitas Bahasa Arab dilaksanakan satu minggu sekali tepatnya hari kamis jam 13.00 di Masjid Muhajirin, Nitikan, dengan sasaran kegiatan adalah mahasiswa Ilmu Hadis pada khususnya dan masyarakat umum dengan mempelajari kaidah bahasa arab dan  memahami kitab turos untuk pengayaan akademik  mahasiswa Ilmu Hadis,   selain komunitas Bahasa Arab, Himpunan Mahasiswa Ilmu Hadis juga mendorong Komunitas Bahasa Inggris untuk bisa hadir dan ikut kontribusi menyemarakkan kegiatan kemahasiswaan di prodi Ilmu Hadis.

“Memasuki era globalisasi, mahasiswa Ilmu Hadis dituntut bisa menguasai bahasa inggris dengan baik, selain dapat menjadi alat untuk bisa mendapatkan beasiswa di luar negeri, manfaat yang lain mempermudah mahasiswa memahami referensi-referensi artikel lebih luas, apalagi semester depan prodi Ilmu Hadis sudah akan melakukan MoU dengan universitas di Negara ASEAN guna program Student Exchange maka bahasa Inggris akan menjadi alat komunikasi yang sangat berguna.” Terang Muhammad Diva selaku ketua komunitas Bahasa Inggris. Dan kegiatan terakhir yang tidak ketinggalan menariknya adalah Komunitas Literasi dengan dibimbing tentor berpengalaman dan merupakan pegiat komunitas Literasi Janasoe sekaligus pecinta buku memberikan warna tersendiri untuk melahirkan penulis ulung dan masyhur di prodi Ilmu Hadis yang dilaksanakan setiap satu pekan sekali.

“HMPS Ilmu Hadis akan memberikan fasilitas lebih banyak lagi untuk pengembangan prestasi mahasiswa, masih ada tiga komunitas lagi yang akan menyemarakkan kegiatan kemahasiswaan di prodi Ilmu Hadis, diantaranya komunitas Kaligrafi, komunitas Qurro wal Huffadz, dan dibidang olahraga ada komunitas Panahan yang akan dimulai awal bulan Juli” papar Uday, selaku Wakil Ketua HMPS. Lutfi