Ta῾āwun di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 menyisakan banyak kesan dan pesan baik dari sisi materil maupun moril. Dampak tersebut bukan hanya dari sisi kesehatan, melainkan juga dari sisi ekonomi, pendidikan, sosial, dan agama. Dalam pembahasan ini penulis menguraikan hadis kepedulian sosial (ta῾āwun) yang dapat dijadikan spirit dalam menjalankan perintah Allah swt untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan. Sebagaimana dalam firman-Nya:

…وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, serta jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (Q.S. Al-Maidah: 2)

Dalam tafsir Jalālain, disebutkan bahwa kata ta῾āwun terhadap kebaikan diarahkan secara global. Artinya setiap tolong-menolong dalam kebaikan maka itu termasuk dalam anjuran kepedulian sosial. Dalam surat edaran PP Muhammadiyah No. 05/EDR/1.0/E/2021 tentang imbauan perhatian, kewaspadaan, dan penanganan Covid-19, serta persiapan menghadapi Idul dha 1442 H/2021 M dalam poin kedelapan disebutkan bahwa warga Muhammadiyah diminta agar menggalakkan sikap berbuat baik (ihsan) dan saling menolong (ta῾āwun) di antara warga masyarakat, terutama terhadap kelompok rentan.

Oleh sebab itu, perintah Allah swt untuk tolong-menolong dalam kebaikan, imbauan dari PP Muhammadiyah dijadikan dasar serta spirit untuk ta῾āwun. Selanjutnya, spirit hadis yang dapat diambil hikmah dan diamalkan ialah hadis tentang kepedulian sosial (ta῾āwun).

Berikut hadis lengkap tentang kepedulian sosial (ta῾āwun) yang diriwayatkan oleh Abū Dāwud dalam Kitāb Al-Adab Bāb fī Al-Ma῾ūnah lil Muslimin:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ وَعُثْمَانُ ابْنَا أَبِى شَيْبَةَ – الْمَعْنَى قَالاَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ عُثْمَانُ وَجَرِيرٌ الرَّازِىُّ ح وَحَدَّثَنَا وَاصِلُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى حَدَّثَنَا أَسْبَاطٌ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى صَالِحٍ – وَقَالَ وَاصِلٌ قَالَ حُدِّثْتُ عَنْ أَبِى صَالِحٍ ثُمَّ اتَّفَقُوا – عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ  مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ – وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

Arti matan hadis:

“Barangsiapa yang melepaskan kesusahan seseorang di dunia, maka Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang susah, maka allah akan memberi kelonggaran baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seseorang maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.Allah selamanya menolong hambaNya, selama hambaNya menolong saudaranya.

Berdasarkan hadis tersebut, setidaknya terdapat empat poin penting tentang kepedulian sosial (ta῾āwun).

1. Melepaskan berbagai kesusahan orang lain

Melepaskan berbagai kesusahan orang lain memiliki makna yang luas. Artinya bergantung pada kesusahan yang diderita oleh orang tersebut. Jika ada orang yang susah dan kemudian posisi kita sebagai orag yang berkecukupan, maka bantulah mereka dengan memberikan pekerjaan atau bantuan dana sesuai kemampuan. Jika saudaranya sakit, maka bantulah dengan memanggilkan dokter, menyarankan obat, memberikan semangat, dan mendoakan orang tersebut. Jika saudaranya terlilit hutang, maka bantulah dengan memberikan jalan keluar agar utangnya cepat dapat dilunasi, walaupun hanya sekedar memberkan arahan solusi agar hutangnya dapat dibayarnya.

Seorang muslim yang membantu orang lain juga meringankan orang lain artinya ia telah menolong hamba Allah swt. Perbuatan tersebut sangat terpuji dan Allah menyukai orang-orang yang membantu orang lain. Begitu pula orang yang dapat membantu orang lain ketika menerima musibah dan cobaan, maka ia akan mendapatkan pahala dari Allah swt, juga mendapatkan pertolongan Allah baik di dunia maupun di akhirat. Maka berbahagialah bagi setiap orang yang bersedia untuk membantu meringankan beban orang lain.

2. Melonggarkan kesusahan orang lain

Terkadang, suatu masalah sangat sulit untuk diatasi atau diseelesaikan oleh yang bersangkutan.terhadap seseorang seperti itu, hendaklah seorang muslim melonggarkan atau memberikan saran solusi sebagai jalan keluar dari masalahnya itu. Artinya, sebatas kemampuan melonggarkan kesusahan dan musibah orang lain sangat berarti jika memang dalam kodisi yang terpuruk. Jika tidak memiliki saran atau jalan keluar bagi saudara yang kesulitan, maka doakanlah agar diberikan jalan keluar dan diberikan pertolongan Allah swt, termasuk doa yang bagus ialah jika mendoakan orang lain tetapi ia tidak mengetahuinya.

3. Menutup aib seorang mukmin serta menjaga orang lain berbuat dosa

Menjaga atau menutupi aib orang lain sama dengan menjaga kehormatan orang tersebut. Jika seorang muslim mengetahui rahasia atau aib saudaranya, maka ia harus menjaganya terlebih jika orang tersebut tidak senang jika aibnaya diketahui. Tetapi, jika berkaitan dengan kejahatan maka tidak boleh menutupinya. Artinya jika kita menutupi kejahatan seseorang maka itu sama dengan larangan untuk saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan, sebagaimana dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang penulis telah paparkan di atas. Menutupi aib serta menjaga orang lain berbuat dosa menjadi kebaikan terhadap pribadi seorang muslim sehingga Allah pun menutupi aibnya dan mencegahnya dari perbuatan dosa.

4. Allah akan menolong hamba-Nya selagi hambanya menolong saudaranya

Sebenarnya, menolong orang lain pada hakikatnya menjadi feedback terhadap diri sendiri. Hal tersebut karena Allah swt akan menolongnya karena ia telah menolong hamba-Nya. Seseorang yang membantu orang lain dengan materi, sepatutnya tidak merasa khawatir miskin atau merasa kurang. Karena pada dasarnya segala sesuatu yang ia miliki adalah kepunyaan Allah swt. Jika Allah hendak mengambilnya, maka habislah harta itu, sebaliknya jika Allah ingin tambah dapat melalui pelbagai jalan yang tidak disangka-sangka.

Ta῾āwun di Masa Pandemi Covid-19

Melalui spirit dari hadis kepedulian sosial (ta῾āwun), seyogyanya sebagai seorang muslim dapat lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan terhadap info bencana yang diterima. Jika pandemi Covid-19 menyisakan kurangnya pendidikan terhadap anak, maka bukalah ruang untuk belajar dan mengajarkan agar ilmu dapat diserap dengan baik. Jika dari sisi ekonomi banyak pengangguran dan sulitnya pekerjaan, rekrutlah tim untuk membantu dan memberikan solusi terbaik. Jika membantu dengan mengantarkan sembako itu bagus, lebih bagus lagi jika memberikan solusi agar dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan kembali.

Daftar Pustaka

al-Maḥalli, Muhammad Ibn Ahmad dan ῾Abdurraḥmān Ibn Abū Bakr as-Suyūṭi. 2007. Tafsīr al-Jalālain. Surabaya: Al-Haramain.

Edaran PP Pusat Muhammadiyah No. 05/EDR/1.0/E/2021 tentang imbauan perhatian, kewaspadaan, dan penanganan Covid-19, serta persiapan menghadapi Idul dha 1442 H/2021 M

Sulaiman ibn Al-Asy῾aṡ, Abī Dāwud . 2009. Sunan Abī Dāwud. Beirut: Dār ar-Risālah al-῾Alamiah.

Syafe῾i, Rahmat. 2000. Al-Hadis: Aqidah, Akhlak, Sosial, Hukum. Jakarta: Pustaka Setia.

Oleh: Muhammad Andriatno (Mahasiswa Ilmu Hadis UAD Angkatan 2018)